Letisha
memandang sekali lagi deretan nama-nama siswa yang lulus memasuki salah satu
SMA favorit di Singaraja itu. DITERIMA! Dia meloncat kegirangan dan tak sadar
bahwa dirinya sendiri berada dikerumunan orang banyak. Tanpa pikir panjang ia
langsung menghubungi kedua orang tuanya yang berada jauh di Mataram.
“Bu, Letisha
diterima di sini! Seneng bisa banggain Bapak sama Ibu!”
“Oh ya? Hebat! Terus
mau sekolah di sana?”
“Iya. Boleh kan?”
Nada bicara Ibunya
berubah, seakan-akan ada sesuatu yang sangat sulit ia lepaskan. Seakan-akan ada
beban berat yang terpikul di pundaknya. “Iya, boleh kok. Tapi kamu gak apa di
sana?”
“Bu, Letisha udah
gede. Letisha pasti bisa jaga diri. Ibu jangan terlalu khawatir ya!”
“Iya, Nak.
Selamat ya!”
Letisha
tersenyum. “Makasih, Bu. Nanti Letisha hubungi lagi ya.”
Tuuttt..tuutt..tutt..
Sambungan telepon terputus. Ah, betapa Letisha sebenarnya tetap ingin tinggal
di sana, bersama kedua orang tuanya. Di Mataram.
***
Menjadi yang
berbeda tentu sangat sulit, apalagi bagi Letisha yang sejak kecil berada di
Mataram. Namun kali ini tekadnya bulat, ia ingin bersekolah di Bali. Berada di
dunia yang baru tentu tidak mudah, ia sadar bahwa ia harus sesegera mungkin
beradaptasi di sana. Letisha mulai mengenal sosok-sosok teman yang baru. Yang memberinya
warna kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Hari ini hari
pertama Letisha masuk sekolah. Ia mulai terbiasa hidup di sini. Sebuah pesan
singkat masuk ke handphone-nya. Ibu.
Semangat ya sayang hari pertama sekolahnya.
Letisha tersenyum.
Pesan singkat itu langsung memberikannya suntikan semangat di hari pertama
pembelajaran di sekolah dimulai. Ibunya memang selalu memperhatikan dirinya. Sesuatu
yang akan sangat ia rindukan setelah beberapa lama ia hidup di sini. Ia harus
mandiri! Bersikap lebih dewasa dan menghargai waktu yang ada. Letisha sadar,
hidup jauh dari orang tua tentu sangat sulit, tapi ini pilihannya, ini
keputusan yang ia buat sendiri.
***
Hari-hari Letisha berjalan sebagaimana mestinya.
Ia mulai terbiasa dengan kehidupannya sekarang. Tentu saja ia juga sangat
merindukan orang-orang yang ia sayangi di Mataram. Setiap ada kesempatan ia
selalu menyempatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Rumah yang sangat ia
rindukan. Romeo 14.
Hari ini hari
libur semester. Letisha berlibur ke Mataram, lebih tepatnya ia pulang ke
rumahnya sendiri. Betapa Letisha sangat merindukan keluarganya. Liburannya dihabiskan
dengan bersenang-senang dengan keluarganya.
Suatu hari
ketika Letisha berjalan sendirian, ia melihat sosok orang yang baginya tidak
asing lagi. Letisha memandangnya lebih lekat lagi. Letisha tersadar orang itu
juga memperhatikan dirinya. Ia terkejut dan segera berpaling. Ya, dia cinta
pertama Letisha! Letisha menjadi salah tingkah, sesegera mungkin ia pergi dari
sana. Tapi orang itu mengembalikan ingatannya akan masa lalu. Letisha ingin
tahu apa dia masih mengingat dirinya sebagai bagian dari masa lalunya. Ia mencoba
menghubungi lelaki itu dengan berbagai cara, sayangnya tetap saja tidak bisa.
Dua minggu
kemudian Letisha kembali ke Bali. Letisha sadar, terlalu banyak kenangan di
Mataram. Terlalu banyak orang-orang yang sangat ia rindukan di sana. Letisha rindu
rumah, rindu Romeo 14. Letisha rindu orang-orang yang ia sayangi. Letisha rindu
semua kenangan yang pernah ada. Letisha rindu Mataram.
***
Cerpen yang sangat pendek for @Oswiftdiary :)
0 komentar:
Posting Komentar