Sabtu, 04 Mei 2013

Agama, jurang pemisah antara rindu dan cinta

Diposting oleh Diah Novianti di 22.52

Aku dan kamu bertemu pada suatu masa. Dimana hanya ada kamu, hanya ada aku, dan tentu saja kehidupan kita masing-masing. Lalu kita saling berbagi cerita, berbagi kisah, berbagi suka maupun duka. Aku mengenalmu jauh dari yang kukira. Awalnya kukira biasa saja. Lama-lama ada yang tumbuh, ada yang berkembang. Perasaan. Samakah apa yang kau rasakan denganku? Sejalankah pikiranku dengan pikiranmu? Bahkan ketika kamu sibuk merapal doa di masjid dan aku sibuk merapatkan tanganku di pura kita masih bisa bersama. Merasakan sesuatu yang lain dari orang kebanyakan, menemukan entah berapa banyak kecocokan pada diri masing-masing.

Tapi kamu dan aku tentu berbeda. Iya, berbeda! Bukankah perbedaan memberi suatu keunikan tersendiri bagi setiap orang? Tapi kita? Ah, kamu dan aku terlalu jauh berbeda. Semacam perbedaan yang terlalu terpaut jauh untuk bisa disatukan. Ada yang membatasi, ada yang menghalangi. Agama.

Bukankah setiap manusia diciptakan sama? Bukankah setiap orang diciptakan untuk menemukan kebahagiaan walau terlalu banyak perbedaan? Aku mulai mencari-cari jawaban atas itu semua. Melihat ke atas dan berusaha menggapai jawaban. Ah, terlalu sulit. Sangat sulit.

Lalu kita sama-sama mencari jawaban. Mencari kebahagiaan yang berbeda dari orang lain. Katanya kamu bahagia denganku, katanya kamu peduli denganku. Tapi agama? Ah, sudahlah. Bukankah orang tuamu melarang kita bersama? Lalu kita? Apa? Siapa?

Dan di sini aku, menyerah pada keadaan juga perbedaan. Akhirnya, beginilah kita. Mencari jalan hidup masing-masing dan melepas kebahagiaan yang pernah dirasa. 

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 04 Mei 2013

Agama, jurang pemisah antara rindu dan cinta

Diposting oleh Diah Novianti di 22.52

Aku dan kamu bertemu pada suatu masa. Dimana hanya ada kamu, hanya ada aku, dan tentu saja kehidupan kita masing-masing. Lalu kita saling berbagi cerita, berbagi kisah, berbagi suka maupun duka. Aku mengenalmu jauh dari yang kukira. Awalnya kukira biasa saja. Lama-lama ada yang tumbuh, ada yang berkembang. Perasaan. Samakah apa yang kau rasakan denganku? Sejalankah pikiranku dengan pikiranmu? Bahkan ketika kamu sibuk merapal doa di masjid dan aku sibuk merapatkan tanganku di pura kita masih bisa bersama. Merasakan sesuatu yang lain dari orang kebanyakan, menemukan entah berapa banyak kecocokan pada diri masing-masing.

Tapi kamu dan aku tentu berbeda. Iya, berbeda! Bukankah perbedaan memberi suatu keunikan tersendiri bagi setiap orang? Tapi kita? Ah, kamu dan aku terlalu jauh berbeda. Semacam perbedaan yang terlalu terpaut jauh untuk bisa disatukan. Ada yang membatasi, ada yang menghalangi. Agama.

Bukankah setiap manusia diciptakan sama? Bukankah setiap orang diciptakan untuk menemukan kebahagiaan walau terlalu banyak perbedaan? Aku mulai mencari-cari jawaban atas itu semua. Melihat ke atas dan berusaha menggapai jawaban. Ah, terlalu sulit. Sangat sulit.

Lalu kita sama-sama mencari jawaban. Mencari kebahagiaan yang berbeda dari orang lain. Katanya kamu bahagia denganku, katanya kamu peduli denganku. Tapi agama? Ah, sudahlah. Bukankah orang tuamu melarang kita bersama? Lalu kita? Apa? Siapa?

Dan di sini aku, menyerah pada keadaan juga perbedaan. Akhirnya, beginilah kita. Mencari jalan hidup masing-masing dan melepas kebahagiaan yang pernah dirasa. 

0 komentar on "Agama, jurang pemisah antara rindu dan cinta"

Posting Komentar

 

Diahhh's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos