Sabtu, 27 April 2013

Setelah kamu pergi

Diposting oleh Diah Novianti di 06.55
Kini tak ada lagi kamu yang memenuhi inbox handphone-ku. Tak ada lagi yang mengundang tawa pada setiap hariku. Tak ada lagi bunyi telepon yang selalu siap menemani malamku hingga larut. Kini kita dihadapkan pada kenyataan. Kenyataan yang sungguh tak diinginkan oleh siapapun meskipun beginilah hukum alam. Perpisahan.

Aku masih merasa sesak yang sama, rasa yang sama. Selalu ada rindu yang terselip, selalu ada kasih yang mengalir. Untuk kamu. Tapi kenyataan memang kenyataan. Di sini hanya tinggal ada aku dan kamu sudah pergi entah kemana. Menyakitkan bukan, berpisah tanpa kata selamat tinggal.

Kamu selalu kamu yang aku kenal. Yang selalu siap mendengarkan curhatan-curhatan kecil yang keluar dari bibir gadis kecil sepertiku. Menemaniku meski dirimu sendiri sibuk membagi waktu dengan berbagai kesibukanmu. Kamu selalu bisa merasuki relung otakku pada setiap waktu. Tapi tiba-tiba kamu pergi, tanpa seucap katapun. Tanpa jejak sekalipun.

Kamu yang entah dimana. Yang masih setia berada di hatiku. Mengapa masih saja mengusik malam-malamku dengan hadirnya dirimu dalam pikiranku? Mengapa masih saja mengusik mimpi-mimpi yang dulu sempat aku bangun dan begitu aku harapkan? Bisakah berhenti menggangguku? Mengganggu pikiran dan juga hatiku.

Lalu aku di hadapkan pada kenyatan yang lain. Lalu aku dihadapkan pada dimensi yang lain. Kamu dan duniamu telah menemukan sepasang sayap kupu-kupu yang sempat hilang. Kamu menemukan pengganti diriku yang entah siapa namanya. Tapi aku tahu, aku tak pernah jadi siapapun di matamu. Sedikitpun tak pernah. Sesak itu datang lagi, lebih kuat dari biasanya lebih sakit dari semestinya.

Dan kamu meminta kembali lagi ketika hati ini mulai membeku. Oh, sayang, maaf. Rasanya kesempatan untukmu sudah habis. Sudah. Cukup. Setelah kamu pergi rasanya aku sudah mati rasa. Kamu bukan kamu yang dulu kukenal. Bukan siapa-siapa yang perlu aku perjuangkan lagi. Setelah kamu pergi semua terasa gelap.



Dan di antara tugas yang berserakan
Di antara bulir air mata yang mulai menetes
Aku merindukamu

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 27 April 2013

Setelah kamu pergi

Diposting oleh Diah Novianti di 06.55
Kini tak ada lagi kamu yang memenuhi inbox handphone-ku. Tak ada lagi yang mengundang tawa pada setiap hariku. Tak ada lagi bunyi telepon yang selalu siap menemani malamku hingga larut. Kini kita dihadapkan pada kenyataan. Kenyataan yang sungguh tak diinginkan oleh siapapun meskipun beginilah hukum alam. Perpisahan.

Aku masih merasa sesak yang sama, rasa yang sama. Selalu ada rindu yang terselip, selalu ada kasih yang mengalir. Untuk kamu. Tapi kenyataan memang kenyataan. Di sini hanya tinggal ada aku dan kamu sudah pergi entah kemana. Menyakitkan bukan, berpisah tanpa kata selamat tinggal.

Kamu selalu kamu yang aku kenal. Yang selalu siap mendengarkan curhatan-curhatan kecil yang keluar dari bibir gadis kecil sepertiku. Menemaniku meski dirimu sendiri sibuk membagi waktu dengan berbagai kesibukanmu. Kamu selalu bisa merasuki relung otakku pada setiap waktu. Tapi tiba-tiba kamu pergi, tanpa seucap katapun. Tanpa jejak sekalipun.

Kamu yang entah dimana. Yang masih setia berada di hatiku. Mengapa masih saja mengusik malam-malamku dengan hadirnya dirimu dalam pikiranku? Mengapa masih saja mengusik mimpi-mimpi yang dulu sempat aku bangun dan begitu aku harapkan? Bisakah berhenti menggangguku? Mengganggu pikiran dan juga hatiku.

Lalu aku di hadapkan pada kenyatan yang lain. Lalu aku dihadapkan pada dimensi yang lain. Kamu dan duniamu telah menemukan sepasang sayap kupu-kupu yang sempat hilang. Kamu menemukan pengganti diriku yang entah siapa namanya. Tapi aku tahu, aku tak pernah jadi siapapun di matamu. Sedikitpun tak pernah. Sesak itu datang lagi, lebih kuat dari biasanya lebih sakit dari semestinya.

Dan kamu meminta kembali lagi ketika hati ini mulai membeku. Oh, sayang, maaf. Rasanya kesempatan untukmu sudah habis. Sudah. Cukup. Setelah kamu pergi rasanya aku sudah mati rasa. Kamu bukan kamu yang dulu kukenal. Bukan siapa-siapa yang perlu aku perjuangkan lagi. Setelah kamu pergi semua terasa gelap.



Dan di antara tugas yang berserakan
Di antara bulir air mata yang mulai menetes
Aku merindukamu

0 komentar on "Setelah kamu pergi"

Posting Komentar

 

Diahhh's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos