Jumat, 11 Januari 2013

Dan ketika seseorang yang menyayangimu pergi...

Diposting oleh Diah Novianti di 05.05

Aku mencari jawaban atas semua ini. Bertanya pada angin yang berhembus, bertanya pada air yang mengalir, bertanya kepada rerumputan yang digoyangkan perlahan oleh angin. Kemanakah? Kemanakah hilangnya rasa dan logikamu selama ini? Aku masih terdiam, hanyut dalam pemikiranku sendiri. Masih belum memahami. Masih belum percaya atas semua ini. Setega itukah? Sehina apa diriku yang begitu pantas menurutmu untuk kau sakiti? Bahkan, ketika raga sudah tak mampu berdiri, kau masih menyisakan tenaga untuk menjatuhkanku sampai tersungkur. Dimanakah nurani yang selama ini kau punya? Adakah? Aku menangis. Menangis tanpa suara. Menyiaratkan bahwa luka ini sudah terlalu dalam. Terlalu sakit. Kau yang di sana, masih ingatkah bahwa kita yang dulu satu sudah berubah menjadi aku dan kamu? Masih ingatkah pada tawa renyah yang dulu tercipta pada setiap percakapan kecil yang kita lakukan sudah berubah menjadi tangis pada hati masing-masing? Masih ingatkah pada kita yang dulu selalu bersama-sama menjalani hidup kini sudah berubah menjadi kita yang tak pernah saling bersapa. Masih ingatkah pada kita yang dulu menikmati aroma kehidupan bersama-sama sudah berubah menjadi aku yang selalu merasa sesak akan kehidupan ini? Sungguh kaupun tak ingat.
Ketika aku berusaha meneguhkan hatiku sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi untukmu. Lagi. Kau hempaskan perasaan ini seperti menghempaskan sebuah batu ke dalam jurang. Bahkan, kesempatan yang kuberikan berkali-kali tak mampu juga merubah sifat lamamu. Sadarkah, bahwa luka yang selalu kau goreskan pada seseorang yang menyayangimu ini sudah tak mampu lagi mengeluarkan darah, ketika hati tak bisa lagi berkata apa-apa. Dan jika suatu saat nanti aku berhenti untuk selalu ada untukmu, masih bisakah kau mengingatku menjadi bagian dari orang yang tulus menyayangimu? Aku menyayangimu. Sungguh. Dan tak ada dusta di setiap perkataanku. Maukah kau menjaga setiap pengorbananku untuk selalu kau ingat jika aku memutuskan untuk berhenti ada dalam setiap waktumu? Ada kalanya, jika kau mengerti bahwa tak selamanya perasaanku masih bisa sekuat dan setegar sekarang.



Dan tulisan ini kubuat, saat air mata tak mampu mengungkapkan kata-kata.

  Saat air mata tak mampu melukiskan betapa perih semua luka yang tergores.

 Saat air mata tak bisa membuatku mengerti bahwa kamu bukanlah orang yang pantas aku   perjuangkan...


0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 11 Januari 2013

Dan ketika seseorang yang menyayangimu pergi...

Diposting oleh Diah Novianti di 05.05

Aku mencari jawaban atas semua ini. Bertanya pada angin yang berhembus, bertanya pada air yang mengalir, bertanya kepada rerumputan yang digoyangkan perlahan oleh angin. Kemanakah? Kemanakah hilangnya rasa dan logikamu selama ini? Aku masih terdiam, hanyut dalam pemikiranku sendiri. Masih belum memahami. Masih belum percaya atas semua ini. Setega itukah? Sehina apa diriku yang begitu pantas menurutmu untuk kau sakiti? Bahkan, ketika raga sudah tak mampu berdiri, kau masih menyisakan tenaga untuk menjatuhkanku sampai tersungkur. Dimanakah nurani yang selama ini kau punya? Adakah? Aku menangis. Menangis tanpa suara. Menyiaratkan bahwa luka ini sudah terlalu dalam. Terlalu sakit. Kau yang di sana, masih ingatkah bahwa kita yang dulu satu sudah berubah menjadi aku dan kamu? Masih ingatkah pada tawa renyah yang dulu tercipta pada setiap percakapan kecil yang kita lakukan sudah berubah menjadi tangis pada hati masing-masing? Masih ingatkah pada kita yang dulu selalu bersama-sama menjalani hidup kini sudah berubah menjadi kita yang tak pernah saling bersapa. Masih ingatkah pada kita yang dulu menikmati aroma kehidupan bersama-sama sudah berubah menjadi aku yang selalu merasa sesak akan kehidupan ini? Sungguh kaupun tak ingat.
Ketika aku berusaha meneguhkan hatiku sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi untukmu. Lagi. Kau hempaskan perasaan ini seperti menghempaskan sebuah batu ke dalam jurang. Bahkan, kesempatan yang kuberikan berkali-kali tak mampu juga merubah sifat lamamu. Sadarkah, bahwa luka yang selalu kau goreskan pada seseorang yang menyayangimu ini sudah tak mampu lagi mengeluarkan darah, ketika hati tak bisa lagi berkata apa-apa. Dan jika suatu saat nanti aku berhenti untuk selalu ada untukmu, masih bisakah kau mengingatku menjadi bagian dari orang yang tulus menyayangimu? Aku menyayangimu. Sungguh. Dan tak ada dusta di setiap perkataanku. Maukah kau menjaga setiap pengorbananku untuk selalu kau ingat jika aku memutuskan untuk berhenti ada dalam setiap waktumu? Ada kalanya, jika kau mengerti bahwa tak selamanya perasaanku masih bisa sekuat dan setegar sekarang.



Dan tulisan ini kubuat, saat air mata tak mampu mengungkapkan kata-kata.

  Saat air mata tak mampu melukiskan betapa perih semua luka yang tergores.

 Saat air mata tak bisa membuatku mengerti bahwa kamu bukanlah orang yang pantas aku   perjuangkan...


0 komentar on "Dan ketika seseorang yang menyayangimu pergi..."

Posting Komentar

 

Diahhh's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos