Kamis, 10 Januari 2013

Ketika luka kembali tergores...

Diposting oleh Diah Novianti di 07.19
Aku pernah merasakan luka di hatiku. Perih. Seakan semua hancur begitu saja. Hancur. Hina. Bahkan akan bertambah perih lagi ketika seseorang yang kau sayang tak pernah mengetahui bahwa luka tersebut disebabkan oleh dirinya sendiri. Dan, ketika perlahan-lahan, waktu demi waktu, detik demi detik. Luka itu mulai mengering walau bekasnya masih sulit untuk hilang dari ingatan. Semakin kering dan semakin membaik. Hingga pada suatu saat, suatu malam, kau ada di sini. Nyata. Bukan sebuah ilusi yang diciptakan oleh angan pemimpi sepertiku. Kau datang, membawa harapan, membawa kebahagiaan. Aku mulai bisa merasakan kehadiranmu lagi. Berjalan bersama waktu dan mengukir setiap kenangan yang akan kita ingat nantinya. Menari bersama hangatnya mentari dan menatap indahnya rembulan bersama-sama. Hingga pada suatu saat, tanpa terduga, hal itu terjadi lagi. Kau pergi. Kembali menggoreskan luka. Semakin dalam dan semakin perih dari sebelumnya. Luka lama itu kembali terbuka. Kembali tergores. Bahkan jauh lebih dalam lagi. Hingga hati ini tak lagi rasa. Jika kau datang hanya untuk menggoreskan luka lalu kembali pergi. Apakah hati ini memang tempat yang tepat untuk persinggahan sementara? Apakah hati ini memang tak pantas merasa bahagia? Untuk apa? Aku mengerti. Aku paham. Walau kutahu diriku sakit, aku memang bukan untukmu. Tetapi sadarkah, sedalam apa luka ini tergores, seberapa luka ini membawa perih. Entah. Hati ini punya perasaan, hati ini punya kebahagiaan, dan hati ini punya kamu. Maukah kau menjaganya untukku?

* Untuk seseorang yang air mata serta tawanya pernah menjadi milikku.
  Yang tak pernah sadar bahwa aku sudah terlalu rapuh untuk disakiti.
  Sadarlah...

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 10 Januari 2013

Ketika luka kembali tergores...

Diposting oleh Diah Novianti di 07.19
Aku pernah merasakan luka di hatiku. Perih. Seakan semua hancur begitu saja. Hancur. Hina. Bahkan akan bertambah perih lagi ketika seseorang yang kau sayang tak pernah mengetahui bahwa luka tersebut disebabkan oleh dirinya sendiri. Dan, ketika perlahan-lahan, waktu demi waktu, detik demi detik. Luka itu mulai mengering walau bekasnya masih sulit untuk hilang dari ingatan. Semakin kering dan semakin membaik. Hingga pada suatu saat, suatu malam, kau ada di sini. Nyata. Bukan sebuah ilusi yang diciptakan oleh angan pemimpi sepertiku. Kau datang, membawa harapan, membawa kebahagiaan. Aku mulai bisa merasakan kehadiranmu lagi. Berjalan bersama waktu dan mengukir setiap kenangan yang akan kita ingat nantinya. Menari bersama hangatnya mentari dan menatap indahnya rembulan bersama-sama. Hingga pada suatu saat, tanpa terduga, hal itu terjadi lagi. Kau pergi. Kembali menggoreskan luka. Semakin dalam dan semakin perih dari sebelumnya. Luka lama itu kembali terbuka. Kembali tergores. Bahkan jauh lebih dalam lagi. Hingga hati ini tak lagi rasa. Jika kau datang hanya untuk menggoreskan luka lalu kembali pergi. Apakah hati ini memang tempat yang tepat untuk persinggahan sementara? Apakah hati ini memang tak pantas merasa bahagia? Untuk apa? Aku mengerti. Aku paham. Walau kutahu diriku sakit, aku memang bukan untukmu. Tetapi sadarkah, sedalam apa luka ini tergores, seberapa luka ini membawa perih. Entah. Hati ini punya perasaan, hati ini punya kebahagiaan, dan hati ini punya kamu. Maukah kau menjaganya untukku?

* Untuk seseorang yang air mata serta tawanya pernah menjadi milikku.
  Yang tak pernah sadar bahwa aku sudah terlalu rapuh untuk disakiti.
  Sadarlah...

0 komentar on "Ketika luka kembali tergores..."

Posting Komentar

 

Diahhh's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos