Selasa, 09 April 2013

Kita yang Terpisah Jarak

Diposting oleh Diah Novianti di 05.15
Letisha memandang sekali lagi deretan nama-nama siswa yang lulus memasuki salah satu SMA favorit di Singaraja itu. DITERIMA! Dia meloncat kegirangan dan tak sadar bahwa dirinya sendiri berada dikerumunan orang banyak. Tanpa pikir panjang ia langsung menghubungi kedua orang tuanya yang berada jauh di Mataram.
“Bu, Letisha diterima di sini! Seneng bisa banggain Bapak sama Ibu!”
“Oh ya? Hebat! Terus mau sekolah di sana?”
“Iya. Boleh kan?”
Nada bicara Ibunya berubah, seakan-akan ada sesuatu yang sangat sulit ia lepaskan. Seakan-akan ada beban berat yang terpikul di pundaknya. “Iya, boleh kok. Tapi kamu gak apa di sana?”
“Bu, Letisha udah gede. Letisha pasti bisa jaga diri. Ibu jangan terlalu khawatir ya!”
“Iya, Nak. Selamat ya!”
Letisha tersenyum. “Makasih, Bu. Nanti Letisha hubungi lagi ya.”
Tuuttt..tuutt..tutt.. Sambungan telepon terputus. Ah, betapa Letisha sebenarnya tetap ingin tinggal di sana, bersama kedua orang tuanya. Di Mataram.
***
Menjadi yang berbeda tentu sangat sulit, apalagi bagi Letisha yang sejak kecil berada di Mataram. Namun kali ini tekadnya bulat, ia ingin bersekolah di Bali. Berada di dunia yang baru tentu tidak mudah, ia sadar bahwa ia harus sesegera mungkin beradaptasi di sana. Letisha mulai mengenal sosok-sosok teman yang baru. Yang memberinya warna kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Hari ini hari pertama Letisha masuk sekolah. Ia mulai terbiasa hidup di sini. Sebuah pesan singkat masuk ke handphone-nya. Ibu.
Semangat ya sayang hari pertama sekolahnya.
Letisha tersenyum. Pesan singkat itu langsung memberikannya suntikan semangat di hari pertama pembelajaran di sekolah dimulai. Ibunya memang selalu memperhatikan dirinya. Sesuatu yang akan sangat ia rindukan setelah beberapa lama ia hidup di sini. Ia harus mandiri! Bersikap lebih dewasa dan menghargai waktu yang ada. Letisha sadar, hidup jauh dari orang tua tentu sangat sulit, tapi ini pilihannya, ini keputusan yang ia buat sendiri.
***
 Hari-hari Letisha berjalan sebagaimana mestinya. Ia mulai terbiasa dengan kehidupannya sekarang. Tentu saja ia juga sangat merindukan orang-orang yang ia sayangi di Mataram. Setiap ada kesempatan ia selalu menyempatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Rumah yang sangat ia rindukan. Romeo 14.
Hari ini hari libur semester. Letisha berlibur ke Mataram, lebih tepatnya ia pulang ke rumahnya sendiri. Betapa Letisha sangat merindukan keluarganya. Liburannya dihabiskan dengan bersenang-senang dengan keluarganya.
Suatu hari ketika Letisha berjalan sendirian, ia melihat sosok orang yang baginya tidak asing lagi. Letisha memandangnya lebih lekat lagi. Letisha tersadar orang itu juga memperhatikan dirinya. Ia terkejut dan segera berpaling. Ya, dia cinta pertama Letisha! Letisha menjadi salah tingkah, sesegera mungkin ia pergi dari sana. Tapi orang itu mengembalikan ingatannya akan masa lalu. Letisha ingin tahu apa dia masih mengingat dirinya sebagai bagian dari masa lalunya. Ia mencoba menghubungi lelaki itu dengan berbagai cara, sayangnya tetap saja tidak bisa.
Dua minggu kemudian Letisha kembali ke Bali. Letisha sadar, terlalu banyak kenangan di Mataram. Terlalu banyak orang-orang yang sangat ia rindukan di sana. Letisha rindu rumah, rindu Romeo 14. Letisha rindu orang-orang yang ia sayangi. Letisha rindu semua kenangan yang pernah ada. Letisha rindu Mataram.
***
Cerpen yang sangat pendek for @Oswiftdiary :)

0 komentar:

Posting Komentar

Selasa, 09 April 2013

Kita yang Terpisah Jarak

Diposting oleh Diah Novianti di 05.15
Letisha memandang sekali lagi deretan nama-nama siswa yang lulus memasuki salah satu SMA favorit di Singaraja itu. DITERIMA! Dia meloncat kegirangan dan tak sadar bahwa dirinya sendiri berada dikerumunan orang banyak. Tanpa pikir panjang ia langsung menghubungi kedua orang tuanya yang berada jauh di Mataram.
“Bu, Letisha diterima di sini! Seneng bisa banggain Bapak sama Ibu!”
“Oh ya? Hebat! Terus mau sekolah di sana?”
“Iya. Boleh kan?”
Nada bicara Ibunya berubah, seakan-akan ada sesuatu yang sangat sulit ia lepaskan. Seakan-akan ada beban berat yang terpikul di pundaknya. “Iya, boleh kok. Tapi kamu gak apa di sana?”
“Bu, Letisha udah gede. Letisha pasti bisa jaga diri. Ibu jangan terlalu khawatir ya!”
“Iya, Nak. Selamat ya!”
Letisha tersenyum. “Makasih, Bu. Nanti Letisha hubungi lagi ya.”
Tuuttt..tuutt..tutt.. Sambungan telepon terputus. Ah, betapa Letisha sebenarnya tetap ingin tinggal di sana, bersama kedua orang tuanya. Di Mataram.
***
Menjadi yang berbeda tentu sangat sulit, apalagi bagi Letisha yang sejak kecil berada di Mataram. Namun kali ini tekadnya bulat, ia ingin bersekolah di Bali. Berada di dunia yang baru tentu tidak mudah, ia sadar bahwa ia harus sesegera mungkin beradaptasi di sana. Letisha mulai mengenal sosok-sosok teman yang baru. Yang memberinya warna kehidupan yang berbeda dari sebelumnya.
Hari ini hari pertama Letisha masuk sekolah. Ia mulai terbiasa hidup di sini. Sebuah pesan singkat masuk ke handphone-nya. Ibu.
Semangat ya sayang hari pertama sekolahnya.
Letisha tersenyum. Pesan singkat itu langsung memberikannya suntikan semangat di hari pertama pembelajaran di sekolah dimulai. Ibunya memang selalu memperhatikan dirinya. Sesuatu yang akan sangat ia rindukan setelah beberapa lama ia hidup di sini. Ia harus mandiri! Bersikap lebih dewasa dan menghargai waktu yang ada. Letisha sadar, hidup jauh dari orang tua tentu sangat sulit, tapi ini pilihannya, ini keputusan yang ia buat sendiri.
***
 Hari-hari Letisha berjalan sebagaimana mestinya. Ia mulai terbiasa dengan kehidupannya sekarang. Tentu saja ia juga sangat merindukan orang-orang yang ia sayangi di Mataram. Setiap ada kesempatan ia selalu menyempatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Rumah yang sangat ia rindukan. Romeo 14.
Hari ini hari libur semester. Letisha berlibur ke Mataram, lebih tepatnya ia pulang ke rumahnya sendiri. Betapa Letisha sangat merindukan keluarganya. Liburannya dihabiskan dengan bersenang-senang dengan keluarganya.
Suatu hari ketika Letisha berjalan sendirian, ia melihat sosok orang yang baginya tidak asing lagi. Letisha memandangnya lebih lekat lagi. Letisha tersadar orang itu juga memperhatikan dirinya. Ia terkejut dan segera berpaling. Ya, dia cinta pertama Letisha! Letisha menjadi salah tingkah, sesegera mungkin ia pergi dari sana. Tapi orang itu mengembalikan ingatannya akan masa lalu. Letisha ingin tahu apa dia masih mengingat dirinya sebagai bagian dari masa lalunya. Ia mencoba menghubungi lelaki itu dengan berbagai cara, sayangnya tetap saja tidak bisa.
Dua minggu kemudian Letisha kembali ke Bali. Letisha sadar, terlalu banyak kenangan di Mataram. Terlalu banyak orang-orang yang sangat ia rindukan di sana. Letisha rindu rumah, rindu Romeo 14. Letisha rindu orang-orang yang ia sayangi. Letisha rindu semua kenangan yang pernah ada. Letisha rindu Mataram.
***
Cerpen yang sangat pendek for @Oswiftdiary :)

0 komentar on "Kita yang Terpisah Jarak"

Posting Komentar

 

Diahhh's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos